Polyvagal Chart

Menjaga ketenteraman di umur 25 tahun~

Osniwigi
2 min readDec 22, 2023

Seperti biasa, setiap akhir tahun aku selalu menulis Even Better If (EBI) untuk diriku. Tujuannya sih biar hubungan aku dengan diriku menjadi lebih baik, atau minimal yaa nggak mengulangi kesalahan yang pernah terjadi. Beberapa EBI yang udah aku bikin bisa kamu baca di tulisan-tulisan sebelumnya (tapi beberapa udah aku arsipkan hehe). Misalnya EBI-ku di tahun kemarin, kamu bisa baca di sini.

Di akhir tahun ini aku cuma ingin menyampaikan satu hal ke diriku sendiri:

“Satu-satu dan pelan-pelan, kamu gak harus selalu di fase ‘alert’ terus”

Kalau dipikir-pikir lagi, bulan Januari kemarin aku menyambut tahun 2023 dengan perasaan yang menggebu-gebu. Soalnya aku antusias banget ingin menjalani target-target yang udah aku tulis sebelumnya. Bahkan rasanya ingin segera mencapai target itu. Seolah-olah di umur 25 harus mencapai banyak hal wkwkwk. Salah satu target yang dimaksud adalah masuk kuliah S2 di DPP UGM. Tapi, di pertengahan tahun rasanya aku ingin menyerah aja dari kehidupan kuliah-kerja wkwkwk. Untungnya masih bisa bertahan sampai saat ini. Prosesnya memang sulit sih, tapi bukan berarti aku gak mampu melewatinya.

Sebelah kiri: cara mencapai ke fase itu || Sebelah kanan: gejala dari fase itu

Salah satu hal yang bikin aku bertahan adalah mempelajari polyvagal chart. Sederhananya, otak kita dibagi menjadi tiga fase, yakni hijau-kuning (warning/alert)-merah(freeze/shutdown). Fase yang paling baik adalah hijau, kondisi paling ideal karena kita bisa mindful, tenang, serta bisa membangun relasi sehat dengan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Untuk berada di fase ini, kita perlu connect dengan diri sendiri. Setidaknya ada tiga hal yang perlu dilakukan:

  1. Kita perlu memahami terlebih dahulu apa yang menjadi kebutuhan vs keinginan. Terus kita perlu legowo dengan hal yang gak bisa kita kontrol
  2. Kita perlu menerima diri kita seutuhnya, termasuk semua kekurangan dan perasaan (yang kadang rumit). Gak perlu denial deh, nanti bikin repot diri sendiri. Soalnya keputusan-keputusan yang diambil gak berdasarkan kondisi yang sesungguhnya.
  3. Kita perlu menjalani pola hidup sehat, mulai dari pola makan, pola tidur, punya circle yang sehat, dan hidup selaras dengan alam.

Sebelumnya, aku selalu hidup di tempo yang cepat. Maunya semua tugas selesai dalam sehari hahaha, bahkan maksa buat lembur. Kadang malah gak ngukur kapasitas diri, jadinya ya riweuh sendiri sampai muncul ketakutan-ketakutan irasional wkwk. Kalau kata dr. Fransis sih ini masuk ke fase ‘alert’. Saat itu kondisi emosiku jadi gak stabil. Efeknya bukan cuma ke diri sendiri, tapi kadang juga menyakiti orang-orang di sekitarku. Maaf yaa~

Jadi, akan lebih baik kalau aku selalu menjaga diri untuk berada di fase hijau. (untuk saat ini yah, gak tau di tahun depan mungkin tempo hidupku akan berubah lagi).

--

--

Osniwigi
Osniwigi

Written by Osniwigi

Medium is my reminder about what I have been done. I’m bad at memorizing, so this is really helpful for me.

No responses yet